Di dalam rekaman percakapan yang diperdengarkan di dalam sidang etik Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), sempatlah disebut jikalau Megawati Soekarnoputri memaki-maki Presiden Republik Indonesia akibat ia batal melantik Komisaris Jenderal Budi Gunawan menjadi Kepala Kepolisian Republik Indonesia atau biasa disebut KAPOLRI.
"Dari pembicaraan yang ada, memanglah ada yang bersifat fakta, tapi juga ada yang bersifat hiperbola," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung, di Istana, Jakarta, Jumat 4 Desember 2015.
Rekaman tersebut dengan durasi 1 jam 23 menit itu, memang sudah didengarkan oleh pihak Istana pada sebelumnya. Pramono juga mengakui sudah mendengarkan rekaman tersebut. Terkait beberapa percakapan yang mengaitkan Megawati dan Jokowi, Pramono yang sempat menjadi Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat PDIP ini menyatakan bahwa percakapan tersebut tidak semuanya benar.
"Ada yang bersifat berlebihan, ada yang fakta. Nanti biarlah Mahkamah Kehormatan Dewan membuka itu," katanya.
Dalam transkrip tersebut, juga diketahui Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, kemungkinan besar murka terhadap Presiden Jokowi karena tidak setuju KomJen BG menjadi Kepala Kepolisian Republik Indonesia.
"Di Solo ada…, ada Surya Paloh, ada si Pak Wiranto, pokoknya ada koalisi mereka. Dimaki-maki Pak Presiden itu oleh Ibu Megawati di Solo. Dia tolak BG. Gila itu, saraf itu," kata Riza dalam rekaman perbincangan dengan Setya Novanto dan Maroef Sjamsoeddin .
Waduh!! Parah ya kalau memang benar..
"Dari pembicaraan yang ada, memanglah ada yang bersifat fakta, tapi juga ada yang bersifat hiperbola," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung, di Istana, Jakarta, Jumat 4 Desember 2015.
Rekaman tersebut dengan durasi 1 jam 23 menit itu, memang sudah didengarkan oleh pihak Istana pada sebelumnya. Pramono juga mengakui sudah mendengarkan rekaman tersebut. Terkait beberapa percakapan yang mengaitkan Megawati dan Jokowi, Pramono yang sempat menjadi Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat PDIP ini menyatakan bahwa percakapan tersebut tidak semuanya benar.
"Ada yang bersifat berlebihan, ada yang fakta. Nanti biarlah Mahkamah Kehormatan Dewan membuka itu," katanya.
Dalam transkrip tersebut, juga diketahui Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, kemungkinan besar murka terhadap Presiden Jokowi karena tidak setuju KomJen BG menjadi Kepala Kepolisian Republik Indonesia.
"Di Solo ada…, ada Surya Paloh, ada si Pak Wiranto, pokoknya ada koalisi mereka. Dimaki-maki Pak Presiden itu oleh Ibu Megawati di Solo. Dia tolak BG. Gila itu, saraf itu," kata Riza dalam rekaman perbincangan dengan Setya Novanto dan Maroef Sjamsoeddin .
Waduh!! Parah ya kalau memang benar..
Konteks pembicaraan adalah, Riza dan Novanto tengah memberitahu Maroef soal sikap keras kepala Jokowi ketika tengah atau telah memutuskan ataupun jika tengah memilih sesuatu.
"Padahal, ini orang (BG) baik kekuatannya (Jokowi) apa, kok sampai seleher melawan Megawati," lanjut Riza.
Riza mempertanyakan alasan Jokowi menolak BG. Padahal, pada waktu Pemilihan Presiden atau biasa disebut PilPres, BG begitu sangat berjasa dan dengan ngotot memenangkan pertarungan tersebut meskipun dengan berbagai cara yakni menggelar operasi gelap.
Nah!! Jadi ketahuan deh. Hahaa..
"Kita mesti menang Pak dari Prabowo ini. Kalian operasi, simpul-simpulnya Babimnas. Bapak kan ahlinya, saya tahu saya sangat tahu itu. Babimnas itu bergerak atas gerakannya BG sama Pak Syafruddin. Syafruddin itu Propam. Polda-polda diminta untuk bergerak ke sana. Rusaklah kita punya di lapangan," kata Riza.
"Termasuk Papua," timpal Setya Novanto.
Riza pun membenarkan bahwa Papua termasuk daerah lapangan kubunya yang rusak.
Noken mereka habis.
"Habis Pak, hampir setengah triliun," Novanto menegaskan kepada Maroef.
0 Komentar untuk "Istana Anggap Makian Megawati Ke Jokowi Soal BG Hiperbolis"