Pria Indonesia Dan Pria Timur Tengah Jadi Pelanggan PSK Asal Negeri Maroko

Kepolisian Daerah Jawa Barat membongkar praktik prostitusi di kawasan Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Sedikitnya ada 10 Pekerja Seks Komersial berhasil diamankan dalam penggerebekan yang dilakukan pada malam itu. Selama satu tahun lebih telah beroperasi, sejumlah Pekerja Seks Komersial berhidung panjang alias berhidung mancung ini tentunya telah memiliki pelanggan. Dari mana saja?

"(Pelanggan) mereka ada yang dari orang kita sendiri, lalu ada orang-orang Timur Tengah, dan ada beberapa warga asing lainnya," kata Kabidhumas PolDa JaBar Komisaris Besar Polisi Sulistyo Pudjo Hartono di Markas Kepolisian Daerah Jawa Barat, Kota Bandung, Kamis (3/12).

Pada saat dirinya disinggung mengenai 'kalangan', beliau belum bisa memerincinya satu per satu. Sebab Polisi masih mendalami kasus tersebut. "Masih kami lakukan pendalaman yang lebih dalam lagi," jelasnya.

10 (sepuluh) Pekerja Seks Komersial ini sendiri dijajakan oleh seorang perempuan berinisial A asal negara Maroko. A yang melihat potensi prostitusi karena berkenalan dengan seorang pria asal negara Indonesia J dan An. Sudah satu tahun berbisnis perlendiran ini berjalan di kawasan Cisarua, Bogor. Para PSK negeri Maroko ini ditampung di tiga tempat yang berbeda-beda. Tempat tersebut berupa kafe dan vila di kawasan Cisarua.

Si A ini mengondisikan operasional PSK terhadap para pria hidung belang. "Mereka diperdagangkan oleh mucikari atau germo inisial A," tuturnya. Rata-rata PSK ini berusia sekitar 20-40 tahunan.

Hasil penyelidikan dari pihak yang berwajib atau aparat kepolisian, sepuluh wanita Pekerja Seks Komersial tersebut berbekal dokumen keimigrasian yang berupa visa. Namun keterangan pada visa mereka itu adalah mereka sebagai turis.

"Jadi aturan mainnya seharusnya enggak boleh mereka bekerja, kan mereka turis. Ini ada suatu pelanggaran keimigrasian," ungkapnya.

Dan kini 10 PSK tersebut masih dalam pemeriksaan kepolisian. Begitu juga dengan mucikari alias germonya.