Jangan Ditiru!! Demi Eksistensi Di MedSos, Kebun Bunga Amaryllis Hancur


Dalam beberapa hari yang lalu netizen dan traveller dihebohkan dengan adanya kebun bunga Amaryllis di Gunung Kidul. Bunga ini bermekaran dengan sangat indah hingga mengundang banyak Wisatawan. Tapi sangatlah disayangkan, bunganya yang bisa mekar hanya satu tahun sekali ini hanya membutuhkan waktu beberapa hari saja untuk hancur sama sekali.
Tanaman ini oleh masyarakat setempat dikenal dengan nama Brambang Procot, tanaman ini menjadi magnet baru berupa taman bunga ala negara Eropa. Bunga-bunga bermekaran dengan sangat cantik dan indahnya, paling tidak memang benar-benar indah sebelum taman ini diserbu oleh ribuan pengunjung yang mereka dengan noraknya menginjak-injak taman bunga tersebut hanya untuk keperluan selfie saja.

Ternyata Taman Bunga Ini Milik Pribadi


Yang tidak disangka-sangka oleh orang-orang, ternyata sebenarnya taman bunga ini adalah milik dari pribadi yang bernama Bapak Sukardi. Para pengunjung datang dengan tanpa permisi telebih dahulu dan berselfie ria tanpa pernah sempat terpikir sebelumnya oleh mereka untuk mengatakan permisi, tidak perduli kalau sebenarnya mereka masuk ke halaman rumah milik orang lain.
Seperti perbuatan orang yang tak tahu adat dan sopan-santun saja..

Pak Sukardi pada tahun 2006 mulai membudidayakan Brambang Procot atau yang sekarang lebih terkenal dengan nama bunga Amarylis itu. Bunga yang indah ini pada awalnya dianggap pengganggu karena mengurangi nutrisi tanaman milik para petani, hingga membuat gagal panen.


Bunga yang pada awalnya ditanam di tegalan depan rumahnya perlahan mulai meluas dan puncaknya adalah pada hari Selasa kemarin (24/11) dengan keindahan yang sangat luar biasa menghipnotis ribuan orang. Foto-foto taman bunga ini tersebar luas di media sosial dan membuat banyak orang menjadi tertarik untuk mendatangi tempat ini.

Selfie Bodoh Menghancurkan Taman Bunga Ini


Efek berantai dari berbagai foto di media sosial ini membuat orang-orang menjadi datang berkunjung ke tempat ini. Jumat kemarin (26/11) sebanyak 1,500 orang datang ke tempat ini dan melakukan beragam kebodohan yang menyebabkan keindahan tempat ini menjadi sirna dengan seketika.

Salah seorang netizen bahkan dengan berani mengatakan...
Mengapa dikatakan sebagai kebodohan? Mereka melakukan selfie di tengah-tengah taman bunga, padahal sudah jelas-jelas ada peringatan akan larangan menginjak bunga tersebut. Sepertinya papan larangan ini hanya menjadi sekedar hiasan saja bagi mereka.


Para pengunjung ini datang secara berdesakan, menginjak, menindih, merusak tanpa ampun baik mereka yang sengaja ataupun yang tidak sengaja demi sebuah foto selfie cantik yang menandakan kalau mereka itu pernah ke sini.
Apakah ini perilaku dari orang yang berbudaya?


Pak Sukardi pun tidak berdaya untuk mencegah semuanya. Apakah mereka tidak bisa membayangkan bagaimana upaya dan kerja keras dari Pak Sukardi untuk membudidayakan tanaman Amarylis ini hingga menjadi sebanyak itu?
Ia hanya bisa pasrah melihat kebunnya terkoyak-koyak dan hancur. Para pengunjung itu bahkan sepertinya lebih peduli akan selfie cantik mereka daripada peduli terhadap keadaan bunga-bunga yang cantik itu.

Hati Dan Jiwa Besar Pak Sukardi
Tapi seorang Pak Sukardi dengan luar biasa masih meminta maaf melalui pengeras suara kalau panoramanya sudah menjadi tidak seindah seperti pada beberapa hari yang lalu.
Benar benar mengejutkan dan diluar dugaan, walaupun hatinya menangis karena melihat kebun di halaman rumahnya hancur berantakan, ia masih menghargai tamunya. Pertanyaannya adalah bagaimanakah empati dari pihak para pengunjung?


Pak Sukardi tidak menyalahkan siapapun, karena memang ia sendiri sama sekali tidak menduga akan hal ini sebelumnya, ia tidak mendesain kebun ini sebagai tempat wisata jadi akses dan kelengkapannya memang tidak memadai.
Ia hanya menanam dan membudidayakan bunga Amarylis tersebut karena ia mencintai keindahan dan panorama dari bunga itu.

Ia tidak siap dengan datangnya para Wisatawan dadakan yang jumlahnya mencapai ribuan tersebut.
Ia tidak mengharapkan apapun dari kejadian ini, ia hanya berharap ada kepedulian untuk perawatan kebunnya ini dengan meletakkan sebuah kotak sumbangan sukarela didepan pintu masuk.
Tapi apa yang terjadi?


Padahal bunga-bunga indah tersebut bisa mekar dalam waktu satu tahun hanya sekali saja, di awal musim hujan. Ketika sedang mekar mereka akan bertahan selama ± 10 hari saja. Orang-orang dengan cueknya dan tanpa merasa dosa masuk begitu saja ke tempat itu, tidak memikirkan betapa susahnya Pak Sukardi merawat kebun bunga ini. Sekarang Pak Sukardi berencana mengembangkan kebunnya menjadi salah satu destinasi wisata di Gunung Kidul yang memang sedang jadi primadona.

"My Trip My Adventure?
Bolehlah Eksis, Tapi Jangan Ngawur!!"



*hello-pet.com
0 Komentar untuk "Jangan Ditiru!! Demi Eksistensi Di MedSos, Kebun Bunga Amaryllis Hancur"

 
Copyright © 2015 Baca Berita - All Rights Reserved
Template By Kunci Dunia
Back To Top